Postingan

Sejarah Seni Tari Gambyong

Gambar
                     Tari gambyong  merupakan salah satu dari bentuk tari tradisional Jawa, khususnya Jawa Tengah. Tari gambyong merupakan hasil dari perpaduan tari rakyat dan tari keraton. Asal mula kata ‘Gambyong’ awalnya merupakan nama dari seorang waranggana atau wanita yang terpilih (wanita penghibur) yang mana pandai serta piawai dalam membawakan tarian indah serta lincah. Nama lengkap dari waranggana tersebut di atas ialah Mas Ajeng Gambyong. Awal mula, tari gambyong ini hanya sebagai bagian tari tayub atau dapat disebut tari taledhek.  Istilah taledhek ini digunakan juga sebagai penyebut penari taledhek, penari tayub, serta penari gambyong. Sejarah dari Tari Gambyong yang berasal dari Jawa Tengah tersebut juga bisa diartikan sebagai tarian yang bersifat tunggal yang dapat dilakukan oleh wanita atau penari yang memang dipertunjukkan sebagai permulaan dari penampilan tari atau bisa disebut pesta tari. Gambyongan sendiri mempunyai arti  golekan  atau ‘boneka terbuat dari kayu’ da

Ampunlah Ibunda

 Ampunlah Ibunda  Ampunlah ibunda, segala kesalahan Yang telah ku buat, pada masa yang lalu Kar’na-ku belum sadar, mana betul dan salah Nasehat-Mu ku langgar, akibat ku celaka Ibu penuh kasih, sayang pada anaknya Berani berkorban, untuk membela saya Tapi-ku mendurhaka, baik-ku sangka salah Hingga ibu berdukha, oh ampunlah ibunda Kini aku insap, susah payah ibunda Merawat mendidik, agar anaknya jaya ‘Ku sadar dan berjanji, pada diri sendiri Rajin membina diri, menurut pesan ibu

Aku Berlindung

 Aku Berlindung                                                                                            Aku berlindung pada Buddha Ingat padanya tak-kan lupa Yang sudah banyak menderita Kar’na mencinta pada kita Aku berlindung pada Dharma Yang didapati oleh Buddha Di bawah satu pohon Bodhi Tengah malam yang suci murni Aku berlindung pada Sangha Persekutuan Ar’hat suci Sudah siarkan Buddha Dharma Supaya kita suci bersih S’lamat semua manusia Berhati suci dan berlindung Kepada Buddha Dharma Sangha Bahagianya tak terhingga

Agungkan Namanya

Agungkan Namanya Banyak peristiwa ku alami, Mengisi lembaran hidup ini Namun hanya satu, Yang selalu ku ingat Saat ku mengenal ajaranMu Banyak peristiwa kujalani, Suka dan duka silih berganti Namun ku yakini, AjaranMu suci Kan menuntunku di dunia ini Reff : Marilah kita mengangungkan namaNya Sebab ajaranNya bagai pelita dunia Laksanakan petunjuknya Pasti hidupkan bahagia Sungguh mulia kasihMu sang Buddha

Ayahku Sahabatku

Ayahku Sahabatku Dalam hatiku selalu berkata Kubangga pada dirimu Kaulah Ayahku Engkaulah sahabatku Dalam rumah kau matahariku Saat ku dukkha gundah dan gelisah Kau datang tenangkan aku Selalu ada waktumu untuk ku Tuk dengarkan keluh kesahku Reff : Engkaulah ciptakan surga di rumah Indahnya suasana Engkau hadirkan rasa bahagia Oh t’rima kasih ayah

Anicca

Anicca Anicca anicca, lambang tiada kekekalan Seluruh semesta alam, hidup timbul tengg’lam Anicca anicca, dikaulah corak yang nyata Setiap materi dan bathin, timbul lenyap s’panjang masa Sedih serta gembira, muda jadi tua Kumpul dan berpisah, berkembang dan layu Timbul lenyap tanpa berhenti Lahir tumbuh lapuk mati Anicca anicca, dikaulah sumber derita Bagi para bijaksana dikau kelihatan nyata

Syair Lagu-Lagu Buddhis

Syair Lagu-Lagu Buddhis Malu Dan Takut Jadi anak jangan pemalu Apalagi malu-maluin Jadi anak jangan penakut Apalagi suka nakut-nakutin                Boleh malu kalau berbuat jahat   Boleh takut kalau berbuat salah   Maka jadilah engkau anak yang baik   Sesudah besar jadi orang berguna Meditasi           Tiap hari bermeditasi Untuk melatih konsentrasi Pikaran kembangkan cinta kasih Hati bersih jiwa bersih semua bersih Lima Orang Pertapa Engkau yang mulia lima pertapa Yang slalu setia pada sang Buddha Assaji Mahanama juga Kondana Bhadiya dan Vappa semua baik hatinya